Senin, 29 Juni 2015

Opini

Terkadang jadi beban sendiri ngemban nama almamter di tempat kerja.

Meski ga lebih ngelulusin 240 orang per tahun (itu pun belum tentu) tapi kuantitas ga mewakili kualitas seutuhnya. Sering kali pas ngungkapin dari kampus mana kita berasal berbagai tanggapan bermunculan seakan kita menggurita di dunia industri indonesia. Mulai dari kualitas alumninya yang bagus sampe jadi inceran berbagai multinational company.

Lulusannya mayoritas D-3, namun tenaga praktikal yang lebih dibutuhkan oleh industri dibanding tenaga teoretis, dengan kata lain dengan merekrut tenaga sekolah vokasi mereduksi ongkos pelatihan di suatu industri.

Dengan mengantongi ijazah D-3 saya dan teman-teman belum cukup, masih jauh dari harapan bila dibandungkan dunia industri di luar yang telah lebih jauh mengembangkan sumber daya manusianya. Maka akan lebih baik jika dilanjutkan saja menurut hemat saya.

Saya bersyukur telah diterima di politeknik terbaik di indonesia, meski tak begitu dikenal secara sosial di masyarakat tapi industri kami dikenal baik dengan etos kerja yang ditempa setara dengan durasi kuliah dari S-1 ke S-2.

Semoga bangsa ini semakin maju dan terbuka kultur teknologinya. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar